Fasilitas Layanan

search

Transfer Embrio

Transfer embrio adalah fase pemindahan sel telur yang telah dibuahi sel sperma di sebuah media ke dalam rahim wanita. Prosedur ini merupakan tahap akhir dari program bayi tabung.

Sebagai bagian dari program bayi tabung, transfer embrio dilakukan oleh pasien yang mengalami beberapa situasi berikut:

  • Gangguan pada tuba falopi (penghubung indung telur dan rahim)
  • Gangguan ovulasi (pelepasan sel telur matang dari indung telur)
  • Endometriosis (lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim)
  • Fibroid rahim (tumbuhanya benjolan nonkanker di luar atau dalam rahim)
  • Bentuk, jumlah, dan pergerakan sperma pasangan tidak normal

Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja dan prosedur transfer embrio.

Cara Kerja Transfer Embrio

Pada prinsipnya, embrio akan ditransfer ke dalam rahim wanita melalui selang kateter. Namun, bentuk embrio yang ditransfer bisa berbeda tergantung pada tipe yang dipilih oleh dokter.

Berikut adalah beberapa tipe transfer embrio

1. Transfer saat Fresh

Pada tipe ini, saat sel telur sudah dibuahi dan membentuk embrio, dokter akan langsung memindahkannya ke rahim. Biasanya hal ini dilakukan pada hari ketiga atau kelima.

2. Transfer Embrio Beku

Pada tipe ini, setelah sel telur dibuahi, dokter akan membekukan dan menyimpan embrio terlebih dulu. Embrio akan dicairkan ketika hendak ditransfer.

Banyak pasien memilih tipe ini karena memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan genetik terlebih dulu. Tujuan dari pemeriksaan genetik adalah meningkatkan peluang keberhasilan hamil serta menurunkan kemungkinan bayi lahir cacat atau keguguran.

3. Transfer pada Hari Ketiga

Pada tipe ini, embrio ditransfer ke rahim wanita saat  proses pembelahan tetapi ukurannya tidak bertambah. Pertimbangan melakukan tipe transfer embrio ini adalah karena tidak semua embrio dapat bertahan hingga hari kelima.

4. Transfer pada Hari Kelima (Blastokista)

Pada tipe ini, transfer dilakukan ketika embrio sudah berbentuk bulat. Biasanya, tipe ini dipilih karena dapat meningkatkan peluang janin tumbuh normal secara genetik dibandingkan transfer pada hari ketiga.

Prosedur Transfer Embrio

Berikut adalah tahapan yang harus dilalui pasien saat menjalani prosedur transfer embrio:

  • Dokter akan memilih embrio terbaik yang akan ditransfer ke rahim pada dua atau tiga hari sebelum transfer embrio
  • Ketika hari pelaksanaan prosedur, dokter akan menggunakan spekulum untuk membuka dinding vagina
  • Dokter juga akan menggunakan alat USG agar transfer embrio akurat
  • Lalu, dokter akan memasukkan kateter ke dalam rahim melalui serviks
  • Proses transfer embrio pun akan berlangsung melalui selang kateter tersebut

Apabila Sahabat MIKA berencana menjalani program bayi tabung, tidak perlu takut pada fase ini. Soalnya, prosedur tidak akan menimbulkan rasa nyeri.

Pemeriksaan setelah Transfer Embrio

Sahabat MIKA dan pasangan harus memeriksakan hasil dari transfer embrio ke dokter. Biasanya, pemeriksaan akan dilaksanakan dua minggu setelah transfer embrio.

Pada kesempatan ini, dokter akan memastikan jika prosedur transfer embrio sudah berhasil.

Selain itu, setelah prosedur selesai, Sahabat MIKA mungkin akan merasakan kram, kembung, atau keputihan. Kondisi tersebut merupakan hal yang normal, tetapi jika merasa tidak nyaman, konsultasikanlah kondisi tersebut dengan dokter.

Itulah cara kerja dan prosedur transfer embrio.

Apabila Sahabat MIKA hendak melaksanakan program bayi tabung, jangan lupa konsultasi secara rutin dengan dokter spesialis kandungan, ya!

Data Fasilitas Layanan Kosong

Tunggu berbagai macam informasi fasilitas layanan di Mitra Keluarga

Data Fasilitas Layanan Kosong
Kini Whatsapp Customer Care Mitra Keluarga hadir untuk menjawab kebutuhan informasi Sahabat Mika
whatsapp
0812 80000 911
Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 Rumah Sakit Mitra Keluarga