Kenali Penyebab Stunting serta Ciri-cirinya pada Anak
5 Juni 2023Stunting masih menjadi masalah besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia. Apa saja penyebab stunting serta ciri-ciri anak dengan gangguan ini?
Artikel
Ditulis oleh: Mitra Keluarga
Rabu, 2 Maret 2022
Pengobatan kanker prostat harus dilakukan secepatnya ketika sudah terdeteksi. Operasi kanker prostat adalah jenis pengobatan paling umum untuk menyembuhkan kanker prostat, terutama pada stadium awal dan sel kanker belum menyebar ke luar kelenjar prostat.
Pengobatan ini harus dilakukan sesegera mungkin, apalagi kalau mengingat kanker prostat disebut sebagai silent killer karena mengancam nyawa pria dewasa tanpa terdeteksi keberadaannya.
Nah, pada pembahasan kali ini mari kita bahas seputar operasi kanker prostat, mulai dari tujuan, jenis, hingga efek sampingnya.
Baca juga: Kanker Prostat Adalah Penyakit Orang Tua? Ketahui Faktanya!
Prosedur operasi kanker prostat akan dilakukan jika kanker termasuk stadium awal yang ditandai dengan ukuran kankernya kecil dan terlokalisasi. Selain itu, operasi prostat dilakukan untuk mengobati benign prostatic hyperplasia (BPH) alias pembesaran prostat jinak.
Kanker prostat tidak harus selalu operasi. Pasien mungkin hanya perlu observasi atau monitoring untuk mengobati gejala saja. Tetapi ada juga treatment variatif untuk meringankan keluhan atau gejala pasiennya.
Sejumlah kondisi yang membuat operasi prostat diperlukan yaitu:
Namun, ketika kanker tumbuh, maka dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga pilihan pengobatan akan berubah. Pasien dengan sel kanker yang sudah stadium lanjut dan menyebar, mungkin akan direkomendasikan pengobatan seperti kemoterapi, terapi hormonal, operasi untuk mengangkat testis, imunoterapi, serta terapi yang ditargetkan.
Prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih, di depan rektum (bagian dari usus besar dengan ukuran sekitar 15 cm yang meluas ke anus). Fungsi rektum terbilang penting karena menjadi bagian dari sistem reproduksi pria yang menghasilkan cairan yang membawa sperma.
Ketika seorang pria menderita pembesaran prostat yang disebabkan oleh kanker maupun benign prostatic hyperplasia (BPH), maka diperlukan prosedur operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh prostat atau yang disebut prostatektomi.
Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan observasi terhadap pasien sebelum memutuskan prostatektomi dilakukan. Pada pasien kanker, operasi bertujuan untuk menghentikan perkembangan sel kanker.
Tujuan operasi kanker prostat yang lain yaitu untuk meminimalkan efek samping dibandingkan metode pengobatan lain seperti kemoterapi.
Sementara pada pasien BPH, operasi diperlukan selain untuk mengangkat jaringan prostat, juga bertujuan untuk mengembalikan aliran urin menjadi normal.
Temukan juga informasi lain seputar pengobatan kanker prostat di dalam Bincang Sehat MIKA berjudul “Apakah Kanker Prostat Harus Selalu Dioperasi?”, bersama dr. Anggie Novaldy Rahwanto, Sp.U pada tayangan berikut:
Biasanya, operasi prostat yang biasanya dilakukan adalah prostatektomi. Metode prostatektomi dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh bagian prostat.
Berikut jenis operasi prostat yang umum dilakukan:
Prostatektomi radikal adalah metode pengangkatan seluruh kelenjar prostat, termasuk sel-sel kanker. Metode ini dilakukan pada pasien pria yang kesehatannya baik dan kanker belum menyebar ke luar prostat.
Selama prostatektomi radikal, dokter bedah mungkin akan menghilangkan vesikula seminalis, yang merupakan kelenjar yang mengeluarkan banyak komponen air mani, pengangkatan jaringan dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
Prostatektomi radikal terbagi beberapa subjenis yaitu:
Transurethral Resection of the Prostate (TURP) adalah prosedur yang akan membantu pasien mengatasi kesulitan buang air kecil. Metode ini akan dipilih ketika prostat telah membesar dan menekan uretra (saluran kencing) sehingga menyebabkannya menjadi sempit.
TURP paling umum digunakan pada pasien dengan gejala sumbatan yang menetap,yang disebabkan oleh pembesaran prostat. Selain itu, pasien juga tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi.
Sama halnya dengan metode pengobatan lainnya, operasi prostat juga bisa menimbulkan risiko dan efek samping tertentu. Pasca operasi, dokter mungkin akan menempatkan kateter ke penis Anda untuk membantu menguras kandung kemih.
Pasien mungkin harus menjalani rawat inap selama beberapa hari, tetapi umumnya bisa pulang setelah 24 jam.
Adapun efek samping atau risiko yang mungkin akan timbul dari operasi prostat adalah:
Biasanya, gejala ini hanya bertahan beberapa waktu setelah pemulihan operasi. Waktu pemulihan akan tergantung pada jenis dan lama operasi, kesehatan pasien secara keseluruhan, dan kepatuhannya dalam mengikuti instruksi dokter.
Selama masa pemulihan ini, Sahabat MIKA mungkin disarankan untuk mengurangi beberapa aktivitas, termasuk seks.
Pengobatan kanker prostat akan mengganggu aktivitas seksual terutama setelah treatment. Karena pengobatan dilakukan dengan mengurangi hormon laki-laki (testosteron).
Jika hormon ini dikurangi maka vitalitas dan libido akan berkurang. Jadi, akan terganggu aktivitas seksual.
Kalau efek samping tidak juga mereda, atau bahkan pasien mengalami infeksi, demam, kedinginan, pembengkakan, atau drainase dari sayatan, urin berdarah kental dan memburuk, sebaiknya segera menghubungi dokter.
Kanker prostat termasuk jenis kanker yang tidak menunjukan gejala ketika awal penyakitnya. Tetapi, jika Sahabat MIKA menemukan tanda-tanda yang mengarah pada gejala kanker, maka diperlukan pemeriksaan untuk mendeteksinya.
Sebagai langkah antisipasi, Sahabat MIKA harus melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dan keluarga. Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat kanker prostat sebelumnya atau kanker payudara dari pihak perempuan.
Kemudian jika usia 50 tahun ke atas, lakukan skrining dilakukan dalam bentuk tes PSA yang dilakukan dengan mengukur jumlah Prostat Specific Antigen (PSA) dalam darah. PSA merupakan protein yang dihasilkan oleh prostat yang berguna untuk pengencer agar sperma bisa lebih mudah bergerak.
Yuk, lakukan deteksi dini atau konsultasikan berbagai gejala di Mitra Keluarga terdekat! Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.
Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga,
life.love.laughter
Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri
—-
Sumber rujukan:
Prostate Surgery: What to Expect on the Day of Surgery (2021), from: https://www.verywellhealth.com/prostate-surgery-in-detail-3157328
Surgery for Prostate Cancer (2019), from: https://www.cancer.org/cancer/prostate-cancer/treating/surgery.html
What You Need to Know About Prostate Surgery (2018), from: https://www.healthline.com/health/prostate-surgery
What to expect from prostate cancer surgery (2019), from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/317591
Mengenal Jenis, Risiko, dan Komplikasi dari Operasi Prostat (2019), from: https://www.sehatq.com/artikel/operasi-prostat
Baca Juga
Kenali Penyebab Stunting serta Ciri-cirinya pada Anak
5 Juni 2023Stunting masih menjadi masalah besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia. Apa saja penyebab stunting serta ciri-ciri anak dengan gangguan ini?
Penyakit Sifilis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
25 Mei 2023Penyakit sifilis adalah penyakit menular seksual yang menular melalui bakteri dengan adanya bercak yang menyebar di kulit tubuh.
Tips Diet Sehat dan Bugar Menurut Dokter Gizi
8 Mei 2023Ingin menurunkan berat badan dengan sehat dan benar? Yuk, ikuti tips diet sehat agar tubuh dan jiwa Sahabat MIKA tetap bugar dari sisi medis!