Penyebab Low Back Pain dan Cara Mengatasinya
21 Juli 2022Low Back Pain atau nyeri punggung bawah adalah kondisi yang menganggu dan terkadang bisa berbahaya. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasinya!
Artikel
Ditulis oleh: Mitra Keluarga
Selasa, 1 Maret 2022
Radang usus buntu, atau disebut sebagai apendisitis, adalah gangguan pencernaan berupa peradangan pada appendix (usus buntu). Organ usus buntu merupakan sebuah usus kecil yang tidak memiliki fungsi, berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.
Walaupun tidak memiliki fungsi, tetapi ketika tersumbat akan berbahaya. Jika tidak segera ditangani, usus buntu yang sudah meradang, bisa pecah. Akibatnya, bakteri, feses atau tinja, dapat tumpah ke rongga perut.
Hal ini sangatlah berbahaya dan terkadang berakibat fatal. Untuk itulah, penyakit radang usus buntu menjadi kondisi gawat yang harus mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Endoskopi, Metode Andalan untuk Mendiagnosis Penyakit
Mengingat apendisitis adalah kondisi yang membutuhkan penanganan segera, maka penting untuk mengenalnya lebih dalam. Jika radang usus buntu sudah diketahui lebih dini, tentu tingkat penyembuhannya lebih tinggi.
Berikut ini fakta-fakta penting seputar radang usus buntu yang dapat Sahabat MIKA ketahui.
Peradangan usus buntu menjadi kondisi umum yang dapat terjadi pada semua usia, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Namun, penyakit ini paling umum terjadi pada pasien berusia 8-25 tahun.
Radang usus buntu juga ditemukan pada anak di bawah 2 tahun. Bahkan, kemungkinan seorang anak berusia di bawah 8 tahun menderita penyakit usus buntu, dua kali lebih tinggi, dibanding anak berusia lebih dari 8 tahun
Dilihat dari jenis kelaminnya, perempuan lebih besar kemungkinannya menderita penyakit usus buntu dibanding lelaki dengan persentase 50%.
Risiko radang usus buntu juga bisa menyerang ibu hamil. Pada ibu hamil, rasa sakit mungkin tampak berasal dari perut bagian atas. Ketika peradangan pada usus buntu dibiarkan tanpa pengobatan, maka dapat berisiko kelahiran prematur hingga kematian janin.
Angka pasien penyakit usus buntu di Indonesia terbilang tinggi. Bahkan, setiap tahun sekitar 700.000 pasien masuk ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan pengobatan usus buntu.
Ada 98.000 kasus penyakit usus buntu yang tidak tertangani setiap tahunnya.
30% dari keseluruhan pasien penyakit usus buntu adalah perforated appendix atau usus buntu yang berlubang. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi dari radang usus buntu akut, di mana 5%-nya berpotensi tidak tertolong
Usus buntu adalah penyakit akut dan sering tidak diketahui oleh pasiennya. Baru pada umur 40 keluhan penyakit ini dirasakan.
Namun, kondisi ini sebenarnya dapat dikenali dengan gejala atau tanda-tanda radang usus buntu berikut:
Penyebab utama radang usus buntu adalah saat adanya benda kecil atau keras (fecaliths) yang menyumbat organ usus buntu (appendix) dan tidak bisa keluar.
Benda yang menyumbat usus buntu bervariasi mulai dari kotoran, benda asing (sesuatu di dalam tubuh yang tidak seharusnya ada), atau sel kanker. Kemudian, penyumbatan juga dapat disebabkan oleh infeksi sehingga usus buntu dapat membengkak sebagai respons terhadap infeksi yang berada dalam tubuh tersebut.
Radang usus buntu merupakan keadaan darurat medis yang hampir selalu membutuhkan operasi sesegera mungkin untuk mengangkat usus buntu. Kabar baiknya, walaupun usus buntu Anda diangkat, Sahabat MIKA tetap bisa baik-baik saja.
Mengeluarkan usus buntu merupakan prosedur utama yang dilakukan oleh dokter untuk menghindari risiko pecahnya usus buntu tersebut.
Namun, jika pasien memiliki abses berupa nanah maupun cairan, maka bisa mengeringkan abses tersebut baru kemudian prosedur mengeluarkan usus buntu dilakukan.
Adapun jika radang usus buntu tergolong akut, maka memerlukan antibiotik sehingga penyakit ini dapat membaik tanpa operasi.
Tak semua sakit perut adalah radang usus buntu. Tetapi sakit perut juga bisa menjadi tanda Anda menderita penyakit ini.
Untuk mengenalinya, ada beberapa hal yang bisa Sahabat MIKA perhatikan, yaitu:
Setelah Sahabat MIKA melakukan cara-cara di atas kemudian terasa sakit, maka sebaiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan.
Kalau keluarga atau orang terdekat Anda mengalami gejalanya, jangan berikan apapun melalui mulut dan jangan berikan larutan perangsang buang air besar pada dubur (enema).
Pemberian beberapa teguk air atau minuman rehidrasi hanya kalau penderita memperlihatkan tanda-tanda kehabisan cairan (dehidrasi). Ingat, jangan diberi makanan atau minuman lainnya.
Sebagai bentuk pertolongan, penderita harus berbaring setengah duduk dengan tenang. Jika peradangan selaput perut sudah lanjut, dinding perut menjadi keras seperti papan.
Penderita merasa sakit hebat ketika perutnya disentuh meskipun secara ringan merupakan tanda kondisi ini sudah berbahaya.
Segera bawa penderita secepatnya ke rumah sakit. Agar pasien dapat segera ditangani, Sahabat MIKA bisa membuat janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.
Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga,
life.love.laughter
Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri
—-
Sumber rujukan:
Appendicitis (2021), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/symptoms-causes/syc-20369543
Appendicitis (2021), from: https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-appendicitis
Everything You Need to Know About Appendicitis, (2021), from: https://www.healthline.com/health/appendicitis
Radang Usus Buntu (Apendisitis), (2021), from: https://hellosehat.com/pencernaan/pencernaan-lainnya/penyakit-usus-buntu-apendisitis/
Baca Juga
Penyebab Low Back Pain dan Cara Mengatasinya
21 Juli 2022Low Back Pain atau nyeri punggung bawah adalah kondisi yang menganggu dan terkadang bisa berbahaya. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasinya!
Apakah Kanker Serviks Dapat Dicegah?
20 Juli 2022Sahabat MIKA kanker serviks memiliki minim gejala dan terkadang tidak menunjukkan gejala tahap awal sama sekali. Bagaimana cara mencegahnya?
5 Jenis Premarital Check Up yang Perlu Dilakukan Calon Suami Istri
19 Juli 2022Premarital check up adalah serangkaian tes kesehatan yang dilakukan sebelum menikah. Apa saja jenis pemeriksaannya?