Kenali Penyebab Stunting serta Ciri-cirinya pada Anak
5 Juni 2023Stunting masih menjadi masalah besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia. Apa saja penyebab stunting serta ciri-ciri anak dengan gangguan ini?
Artikel
Ditulis oleh: Mitra Keluarga
Kamis, 16 Juni 2022
Darah rendah dan kurang darah adalah kondisi medis yang memiliki gejala yang hampir mirip tetapi sebenarnya berbeda. Tak heran jika sering kali keduanya dianggap sama.
Padahal, jika dilihat dari pengertian, penyebab dan cara mengobatinya, darah rendah dan kurang darah merupakan jenis gangguan kesehatan yang berbeda. Darah rendah disebut hipotensi, sedangkan kurang darah disebut anemia.
Sahabat MIKA, mari ketahui lebih dalam mengenai perbedaan darah rendah dan kurang darah pada artikel berikut ini.
Baca juga: 4 Penyebab Hipertensi Serta Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya
Penyakit darah rendah, atau disebut juga sebagai hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Darah rendah dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri maupun sebagai gejala dari penyakit lain.
Seseorang dikatakan mengalami hipotensi saat tekanan darah di bawah 90/60 mmHg. Angka 90 ini menunjukan tekanan darah ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik), sementara angka 60 merupakan tekanan darah ketika jantung sedang relaksasi.
Sementara kurang darah disebut anemia yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang merupakan protein yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Ketika tubuh kekurangan sel darah merah tentu kadar Hb (hemoglobin) pun ikut berkurang. Anemia terjadi saat kadar hemoglobin termasuk kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita.
Kemudian gejala spesifik dari darah rendah dan kurang darah juga berbeda, lho, Sahabat MIKA!
Meski begitu, yang perlu diingat selama gejalanya tidak berlangsung lama dan tergolong ringan, maka baik anemia maupun darah rendah biasanya tidak berbahaya. Berikut ini penjelasan ciri-ciri darah rendah dan kurang darah:
Masing-masing penderita hipotensi bisa mengalami gejala yang berbeda tergantung tingkat keparahannya. Gejala ini paling umum terjadi karena otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup.
Pada mulanya, anemia bisa sangat ringan sehingga Sahabat MIKA tidak menyadarinya karena tidak merasakan gejala apa pun. Tetapi, ketika anemia memburuk, gejala yang muncul juga mungkin akan terasa semakin parah.
Adapun sejumlah gejala yang dialami penderita hipotensi, di antaranya:
Gejala anemia juga bervariasi tergantung apa yang menjadi pemicunya. Umumnya, gejala anemia berhubungan dengan kekurangan oksigen yang dipasok ke organ dan jaringan tubuh.
Secara umum gejala anemia dan darah rendah sama. Tetapi penderita anemia ditandai dengan kulit yang tampak pucat dan sering merasa kedinginan. Berikut sejumlah gejala anemia:
Selain itu, gejala lain yang mungkin terjadi pada beberapa jenis anemia, yaitu penyakit kuning, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran limpa atau hati, kesulitan berkonsentrasi, dan mengidam yang tidak biasa.
Jika dilihat dari penyebabnya, darah rendah cenderung lebih umum dan beragam. Sementara penyebab kurang darah lebih kompleks.
Anemia yang terjadi karena kehilangan darah maupun zat besi, dapat menjadi penyebab tekanan darah rendah (hipotensi). Sementara, darah rendah sendiri tidak termasuk penyebab anemia.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini sejumlah perbedaan penyebab darah rendah dan kurang darah:
Tekanan darah seseorang dapat berubah-ubah, tergantung jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri. Biasanya tekanan darah berada pada angka yang paling rendah di malam hari dan meningkat tajam saat bangun tidur.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang mengalami darah rendah, yaitu:
Sementara itu, penyebab kurang darah (anemia) seringkali dipicu oleh penurunan produksi sel darah merah. Kondisi tertentu juga dapat meningkatkan kerusakan sel darah merah.
Penyebab umum dari anemia adalah kekurangan zat besi akibat masalah kekurangan nutrisi.
Adapun faktor risiko mengapa seseorang bisa mengalami anemia, antara lain:
Sahabat MIKA, yuk cek juga video Bincang Sehat MIKA "Kurang Darah VS Darah Rendah" bersama dr. Vivi Putri Lesmana, Sp.PD dari Mitra Keluarga Pratama Jatiasih.
Perbedaan kurang darah dan darah rendah berikutnya dari cara mengukurnya. Bagaimana darah rendah maupun kurang darah dapat didiagnosis dilakukan dengan cara yang berbeda.
Untuk mengukur darah rendah, dilakukan saat jantung berdetak dan saat periode istirahat di antara detak jantung. Pedoman saat ini mengidentifikasi tekanan darah normal lebih rendah dari 90/60 mmHg.
Mengukur tekanan darah yang umum metode stetoskop tradisional. Pada metode ini melibatkan dua angka, atas (sistolik) dan bawah (diastolik), dalam mm/Hg.
Tekanan sistolik diukur saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara tekanan diastolik menunjukkan saat jantung dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).
Berkat kemajuan teknologi, banyak perangkat modern dapat mengukur tekanan darah secara otomatis.
Sementara, pengukuran kurang darah (anemia) dilakukan berdasarkan jumlah hemoglobin (Hb) atau protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
Cara mengetahui kadar Hb seseorang dapat diperoleh melalui pemeriksaan darah lengkap di laboratorium medis. Seseorang disebut mengalami anemia ketika hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan bahwa kadar Hb yang kurang dari 13,5 gram/dL pada pria atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita.
Perbedaan terakhir dilihat dari cara mengobatinya. Jika Sahabat MIKA memiliki riwayat tekanan darah rendah tetapi tidak memiliki gejala atau hanya bergejala ringan, biasanya jarang memerlukan pengobatan.
Tetapi, darah rendah yang dipicu karena gangguan medis memerlukan penanganan medis yang disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk mengatasi tekanan darah rendah, bisa dengan beberapa cara, yaitu:
Sementara, untuk mengatasi kurang darah (anemia) akan disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya, jika pemicunya adalah kekurangan zat besi, folat, dan vitamin B12, maka dapat meminum suplemen, suntik vitamin B12, serta perubahan pola makan.
Jika anemia parah, dokter akan memberikan suntikan eritropoietin. Tujuannya agar meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang. Apabila anemia terjadi karena perdarahan parah atau kadar hemoglobin yang terlampau rendah, bisa jadi Anda akan melakukan transfusi darah.
Untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan darah rendah (hipotensi) dan kurang darah (anemia) yang tepat, lakukan berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau lebih spesifik ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Hematologi.
Agar memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi tanpa antri terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga,
life.love.laughter
—
Sumber rujukan:
Low blood pressure (hypotension) (2022), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/low-blood-pressure/symptoms-causes/syc-20355465
What Is Anemia? (2021), from: https://www.healthline.com/health/anemia
Low Blood Pressure (Hypotension) (2022),, from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21156-low-blood-pressure-hypotension
Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah (2021), from: https://www.sehatq.com/artikel/sering-dianggap-sama-ini-perbedaan-darah-rendah-dan-kurang-darah
Baca Juga
Kenali Penyebab Stunting serta Ciri-cirinya pada Anak
5 Juni 2023Stunting masih menjadi masalah besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia. Apa saja penyebab stunting serta ciri-ciri anak dengan gangguan ini?
Penyakit Sifilis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
25 Mei 2023Penyakit sifilis adalah penyakit menular seksual yang menular melalui bakteri dengan adanya bercak yang menyebar di kulit tubuh.
Tips Diet Sehat dan Bugar Menurut Dokter Gizi
8 Mei 2023Ingin menurunkan berat badan dengan sehat dan benar? Yuk, ikuti tips diet sehat agar tubuh dan jiwa Sahabat MIKA tetap bugar dari sisi medis!