Kenali Penyebab Stunting serta Ciri-cirinya pada Anak
5 Juni 2023Stunting masih menjadi masalah besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia. Apa saja penyebab stunting serta ciri-ciri anak dengan gangguan ini?
Artikel
Ditulis oleh: Mitra Keluarga
Kamis, 25 Agustus 2022
Osteoporosis atau keropos tulang adalah salah satu penyakit yang biasa terjadi pada lansia (lanjut usia). Menurut International Osteoporosis Foundation, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria dengan usia 50 tahun keatas di seluruh dunia akan mengalami penyakit ini. Sementara itu, Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun keatas. Pengeroposan tulang terjadi karena menurunnya kepadatan tulang, sehingga kualitas tulang menjadi rentan dan rapuh seiring waktu.
Osteoporosis jika tidak dicegah dan diobati dengan baik akan berdampak pada kualitas gerak tubuh Anda di kehidupan sehari-hari.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai osteoporosis, simak artikel ini lebih lanjut yuk, Sahabat MIKA!
Osteoporosis adalah penyakit yang umumnya terjadi karena kerusakan jaringan tulang. Sehingga, tulang mengalami penipisan dan pengurangan massa. Hal ini berdampak pada hubungan antar tulang.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa sakit jika bergerak karena tulang Anda mengalami penurunan massa dan keropos. Fatalnya berakibat pada fraktur tulang, padahal Anda hanya sekadar ingin mengikat tali sepatu, bersin, atau melakukan aktivitas dengan gerakan sederhana lainnya. Biasanya, osteoporosis mudah terjadi pada tulang belakang, tulang pinggul, dan pergelangan tangan.
Anda perlu mengetahui jika osteoporosis memiliki berbagai macam berdasarkan perbedaan faktor. Berikut adalah macam-macam osteoporosis:
Osteoporosis primer, biasa disebut dengan osteoporosis tipe 1, merupakan osteoporosis yang umumnya dikenali karena terjadi pada wanita usia lanjut atau mulai menunjukkan tanda-tanda menopause. Penyebab utama tipe osteoporosis primer ini karena menurunnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria. Sehingga, tulang perlahan akan mengalami pengapuran.
Osteoporosis sekunder atau osteoporosis tipe 2 adalah pengapuran tulang yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Akibatnya, terjadi gangguan pertumbuhan jaringan tulang baru. Beberapa penyakit yang rentan terserang osteoporosis tipe ini antara lain diabetes, lupus, ginjal, liver.
Osteogenesis imperfecta dan idiopathic juvenile osteoporosis adalah dua jenis kelainan tulang yang masuk ke dalam pengeroposan tulang tipe 2 yang biasa terjadi pada anak.
Baca juga: Kupas Tuntas Peran Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
sumber: Freepik
Osteoporosis dapat terjadi oleh siapa saja dengan faktor yang berbeda. Maka dari itu, yuk ketahui faktor risiko osteoporosis yang umumnya dialami oleh para penderitanya:
Osteoporosis dan osteopenia, dua istilah penyakit tulang yang sering berkaitan karena gejala awal yang sama, yaitu menurunnya kepadatan dan mineral tulang (bone mineral density). Hal yang membedakan T-score pada saat Anda menjalani bone mineral density (BMD) test.
Osteoporosis adalah kelainan tulang yang lebih parah dibandingkan osteopenia. Dalam BMD test, T-skor pada penderita osteoporosis menunjukan angka -2,5 hingga skor lebih rendah.
Sedangkan kecukupan mineral tulang pada penderita osteopenia ditunjukkan dengan T-skor sebesar -1 ~ 2,5.
Di Indonesia tercatat bahwa penderita osteoporosis sebesar 40% perempuan dan 13% pria berusia 50 tahun keatas. Faktor terjadinya pengeroposan tulang adalah menurunnya hormon, genetik, serta gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang, seperti tidak aktif berolahraga, konsumsi minuman yang mengandung alkohol, soda, dan kafein terlalu sering, serta merokok.
Perlu diketahui jika penyakit osteoporosis tidak memiliki gejala (silent disease). Maka dari itu, Anda harus mengenal gejala osteoporosis berikut ini:
Bone densitometry. Sumber: Proscan Radiology Service
Saat dokter melakukan pemeriksaan, terdapat beberapa metode untuk diagnosis berdasarkan keluhan pasien:
a. DXA (Dual energy X-Ray absorptiometry), untuk mengetahui massa dan kepadatan tulang yang bisa diukur pada tulang tubuh tertentu.
b. Bone scan untuk mengetahui perkiraan risiko patah tulang pada pasien.
c. Foto rontgen untuk mendeteksi patah tulang pada pasien.
d. Tes darah dan urin jika pasien terdeteksi penyakit lain yang dapat memicu osteoporosis.
e. Pemeriksaan rutin jika pasien memiliki risiko osteoporosis tinggi.
Khusus layanan DXA / Bone densitometry ini, Anda bisa kunjungi Mitra Keluarga cabang Bekasi, Kemayoran, atau Surabaya, nih!
Anda tentunya ingin memiliki tulang yang sehat dan kuat. Osteoporosis dapat dicegah dengan gaya hidup sehat yang rutin. Berikut adalah cara mencegah osteoporosis yang bisa Anda ikuti:
Menurut American Society for Biochemistry and Molecular Biology, mengkonsumsi makanan bergizi mampu menjaga kesehatan tulang jika rutin dikonsumsi sejak masa pertumbuhan. Apalagi, usia remaja 18-20 tahun merupakan masa dimana nutrisi sangat membantu pembentukan tulang hingga 90%. Makanan sehat dengan gizi seimbang dipercaya membangun massa otot.
Institute of Medicine di Amerika mengatakan jika konsumsi kalsium direkomendasikan sebanyak 1.000 mg untuk wanita berusia 19-50 tahun dan ibu hamil serta menyusui. Bagi wanita lansia dianjurkan untuk memenuhi asupan kalsium sebanyak 1.200 mg.
Bagaimana dengan anjuran asupan kalsium bagi pria? Dengan dosis yang sama seperti wanita, yaitu 1.000 mg bagi pria berusia 17-70 tahun, dan 1.200 mg untuk pria berusia 70 tahun keatas.
Anda bisa konsumsi makanan atau minuman seperti kacang-kacangan, susu kedelai/susu almond, tempe, tahu, ikan, teri, dan brokoli.
Selain kalsium, vitamin D juga menjadi nutrisi paling penting untuk menyerap kalsium, dan direkomendasikan agar dikonsumsi sebanyak 600-800 IU. Agar kesehatan tulang tetap terjaga dan terbebas dari osteoporosis, cara paling sederhana adalah berjemur di pagi hari setiap 5-15 menit setiap 2-3 kali seminggu. Jangan lupa untuk melindungi tubuh dengan tabir surya (sunblock) agar terhindar dari kanker kulit.
Selain berjemur, vitamin D dapat Anda penuhi dengan nutrisi dari susu, ikan-ikanan seperti salmon, tuna, kod, atau makanan tinggi vitamin D lainnya yang bersifat nabati. Tambahkan konsumsi suplemen vitamin D jika perlu.
Baca juga: 9 Penyebab Varises Serta Gejala dan Cara Menyembuhkannya
Olahraga Yoga. Sumber: Freepik
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi risiko fraktur sebesar 40%. Untuk mengurangi risiko osteoporosis, olahraga dengan intensitas gerak ringan-sedang sangat disarankan, seperti peregangan (Yoga, pilates, tai chi), jalan kaki, lari, strength training seperti kardio ringan, sampai angkat beban yang disesuaikan dengan kemampuan Anda.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, sampai mengkonsumsi minuman kafein seperti kopi terlalu sering akan berdampak pada kesehatan tulang Anda.
Dikutip dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (2021), nikotin dalam rokok memberikan efek toksik langsung pada osteoblas dan peredaran darah, yang menyebabkan risiko patah tulang pada bagian femur. Rokok juga mempengaruhi kerja hormon yang mengakibatkan terhambatnya proses aksis vitamin D pada tulang.
Bagaimana dengan mengkonsumsi kopi dan minuman kafein lainnya? Jika berlebihan, tentunya dapat meningkatkan risiko osteoporosis seperti menurunnya kepadatan dan kadar mineral tulang, serta meningkatnya jumlah ekskresi kalsium dalam urin.
Jika Anda terdiagnosis pengeroposan tulang (osteoporosis), jangan merasa takut karena bisa diobati. Diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti pada poin di atas, berikut adalah jenis pengobatan osteoporosis yang bisa Anda lakukan:
a. Osteoporosis nonhormonal, seperti Bifosfonat, Denosumab, serta suplemen vitamin D dan kalsium.
b. Osteoporosis hormonal, seperti Selective estrogen receptor modulators (SERMs), hormon parathyroid, HRT (Hormone replacement therapy), hormon testosteron.
Osteoporosis adalah penyakit keropos tulang yang biasa terjadi pada pria dan wanita lanjut usia. Akan tetapi, penyakit ini bisa terjadi oleh kalangan dengan kelainan hormon dan genetik, serta gaya hidup yang tidak sehat.
Jika Anda menemukan gejala osteoporosis, segera periksakan ke dokter spesialis orthopedi andalan Mitra Keluarga terdekat. Jangan lupa untuk buat janji konsultasi di website resmi Mitra Keluarga, bebas tanpa perlu antre!
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga
Life. Love. Laughter
Sumber:
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2020). Situasi Osteoporosis di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
American Society for Biochemistry and Molecular Biology. (2022). Osteoporosis Awareness Month 2022. [daring].
https://www.asbmb.org/asbmb-today/science/050522/osteoporosis-awareness-month-2022.
Cleveland clinic. (2020). [daring]. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4443-osteoporosis
The Bone and Joint Center. (2020). What Happens If Osteoporosis Is Left Untreated?. [daring].
https://www.bone-joint.com/what-happens-if-osteoporosis-is-left-untreated/
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2014). Osteoporosis pada Anak. [daring]. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/osteoporosis-pada-anak
Paris Orthopedics and Sports Medicine. Types of Osteoporosis. [daring].
https://www.parisorthopedic.com/types-of-osteoporosis/
NHS. (2022). [daring]. https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/causes/
Medical News Today. (2021). What is secondary osteoporosis?. [daring].
https://www.medicalnewstoday.com/articles/secondary-osteoporosis#symptoms
Baca Juga
Kenali Penyebab Stunting serta Ciri-cirinya pada Anak
5 Juni 2023Stunting masih menjadi masalah besar dalam tumbuh kembang anak Indonesia. Apa saja penyebab stunting serta ciri-ciri anak dengan gangguan ini?
Penyakit Sifilis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
25 Mei 2023Penyakit sifilis adalah penyakit menular seksual yang menular melalui bakteri dengan adanya bercak yang menyebar di kulit tubuh.
Tips Diet Sehat dan Bugar Menurut Dokter Gizi
8 Mei 2023Ingin menurunkan berat badan dengan sehat dan benar? Yuk, ikuti tips diet sehat agar tubuh dan jiwa Sahabat MIKA tetap bugar dari sisi medis!