Ketahui Seputar Manfaat dan Persiapan Medical Check Up
27 Januari 2023Medical Check Up adalah prosedur untuk mengetahui kondisi kesehatan seluruh tubuh. Simak lebih lanjut manfaat dan persiapan MCU di sini.
Artikel
Ditulis oleh: Mitra Keluarga
Sabtu, 26 Februari 2022
Cedera kepala atau trauma kepala adalah kondisi yang masih menjadi tantangan besar dalam dunia kedokteran. Dampak jangka panjang akibat cedera kepala tidak hanya pada kondisi kesehatan pasien saja, tetapi turut berpengaruh pada mental pasien dan keluarganya.
Angka kematian akibat cedera kepala sendiri terbilang tinggi. Setiap tahunnya, kejadian cedera kepala di Indonesia diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Tingkat kematiannya 10%, bahkan sebelum pasien tiba di rumah sakit.
Pada tahun 2005, angka kematian karena cedera kepala di Indonesia berkisar 6,211 hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan standar rata rata internasional yang berkisar 38%.
Untuk itulah sangat penting untuk mengetahui tentang cedera kepala, termasuk penyebab, jenis, gejala, dan penanganannya. Berikut ini informasi lengkapnya.
Cedera kepala adalah segala jenis cedera pada otak, jaringan dan pembuluh darah di kepala, tengkorak, hingga kulit kepala yang terjadi karena benturan. Bentuknya dapat berkisar dari benjolan ringan atau memar hingga cedera otak traumatis.
Sebagian besar penyebab cedera kepala di Indonesia adalah kecelakaan kendaraan bermotor, dimana proporsi terbesar terletak pada pengendara sepeda motor.
Kelompok usia dewasa muda, dengan usia 18 – 40 tahun, merupakan yang paling rentan mengalami cedera kepala. Hal ini disebabkan tingginya frekuensi pengguna kendaraan bermotor pada kelompok usia ini.
Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya dari cedera kepala yaitu:
Ada beberapa kondisi kesehatan yang ditandai dengan memar atau pendarahan otak, diantaranya:
Secara umum, cedera kepala bisa tertutup atau terbuka. Cedera kepala tertutup berarti cedera yang tidak mematahkan tengkorak.
Namun, cedera kepala terbuka (penetrasi) terjadi ketika ada sesuatu merusak kulit kepala dan tengkorak kemudian memasuki otak dan mempengaruhi fungsinya. Terkait kondisinya, berikut ini beberapa jenis cedera kepala, menurut Dokter Spesialis Bedah Saraf, Dr. Mardjono, Tjahjadi, SpBS, FFNS:
Gegar otak adalah kondisi cedera kepala yang terjadi ketika terjadinya benturan pada kepala yang cukup parah sehingga membuat otak menjadi cedera. Umumnya, geger otak disebabkan karena otak membentur dinding keras tengkorak secara tiba-tiba.
Hilangnya fungsi yang terkait dengan gegar otak sebagian besar bersifat sementara. Tetapi, gegar otak berulang bisa memicu kerusakan permanen.
Walaupun tengkorak memiliki struktur yang kuat, nyatanya tulang tengkorak bisa patah. Kondisi ini terjadi ketika tulang tengkorak patah akibat benturan ke arah kepala.
Penyebabnya paling umum karena terbentur tanah atau aspal akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Fraktur kompresi tengkorak termasuk ke dalam kelompok kasus cedera kepala ringan sedang, yang menjadi jenis kegawatdaruratan di bidang bedah saraf.
Penanganan fraktur kompresi tengkorak dengan operasi dengan tujuan sebagai berikut:
Perdarahan epidural adalah perdarahan yang terjadi diantara bagian dalam batok kepala dengan selaput otak. Biasanya, perdarahan epidural terjadi pada satu tempat tertentu di otak.
Kondisi ini termasuk cedera kepala fokal yang paling sering ditemukan pada kelompok usia dewasa muda, dengan angka kejadian per tahun sebesar 2,7% dari seluruh kasus cedera kepala.
Perdarahan epidural termasuk kasus kegawatdaruratan di bidang bedah saraf yang bila dibiarkan akan menyebabkan pergeseran otak yang akan mengakibatkan kematian. Penanganannya dengan operasi kraniotomi yang paling efektif dalam menyelamatkan nyawa pasien.
Perdarahan subdural adalah perdarahan yang terjadi diantara selaput otak lapisan luar dan selaput otak lapisan tengah. Selaput otak sendiri terbagti menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang dinamakan duramater, lapisan tengah yang dinamakan arachnoid, dan lapisan dalam yang dinamakan piamater.
Perdarahan subdural secara sederhana dapat terbagi menjadi dua, yaitu:
Seusai namanya, jenis cedera kepala ini merupakan perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak. Bila perdarahannya kecil maka disebut memar otak (kontusio otak).
Perdarahan yang kecil biasanya tidak memerlukan tindakan operasi dan perdarahannya bisa diserap secara otomatis dalam jangka waktu 7 – 14 hari oleh tubuh.
Namun pengalaman dunia kedokteran menunjukan bahwa perdarahan kecil ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi besar dalam jangka waktu 3 – 5 hari walaupun sudah diberikan pengobatan yang cukup.
Sahabat MIKA, yuk ketahui juga Mitos Atau Fakta tentang Saraf Otak dan Tulang Belakang pada tayangan Bincang Sehat MIKA bersama Dr. Nur Setiawan, Sp. BS (K) pada tayangan berikut:
Tanda dan gejala cedera kepala bisa berbeda tergantung jenis cedera yang dialami. Berikut gejala umum cedera kepala:
Tanda atau gejala bahwa cedera kepala yang lebih parah, memerlukan perawatan darurat meliputi:
Sulit untuk menilai seberapa serius cedera kepala hanya dengan melihatnya secara sekilas. Apalagi sebagian cedera kepala ringan mengeluarkan banyak darah, sementara beberapa cedera besar tidak berdarah sama sekali.
Maka dari itulah, sangat penting untuk memeriksakan kondisi cedera kepala dengan ke dokter.
Apalagi mengingat tingginya angka kematian akibat cedera kepala tidak hanya ditentukan oleh tingkat keparahannya, tetapi juga ketepatan dan kecepatan penanganannya. Penanganan cedera kepala secara cepat dan tepat dapat menurunkan angka kematian dan kecacatan.
Beberapa kasus cedera kepala memerlukan tindakan operasi, bahkan untuk kondisi tertentu tindakan operasi akan menjadi penentu yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup penderita.
Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga,
life.love.laughter
Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri
—-
Sumber rujukan:
Head Injury (2018), from: https://www.healthline.com/health/head-injury
Head Injury (2020), from: https://www.webmd.com/fitness-exercise/guide/head-injuries-causes-and-treatments
Traumatic brain injury (2021), from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/traumatic-brain-injury/symptoms-causes/syc-20378557
Cedera Kepala (2021), from: https://www.alodokter.com/cedera-kepala
Baca Juga
Ketahui Seputar Manfaat dan Persiapan Medical Check Up
27 Januari 2023Medical Check Up adalah prosedur untuk mengetahui kondisi kesehatan seluruh tubuh. Simak lebih lanjut manfaat dan persiapan MCU di sini.
Kenali Faktor Risiko Hipertensi dan Pencegahannya
16 Januari 2023Sahabat MIKA, yuk kenali apa saja faktor risiko hipertensi yang sebaiknya dihindari agar tidak menjadi silent killer serta upaya pencegahannya!
10 Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner yang Wajib Diwaspadai
13 Januari 2023Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Simak cara mencegah penyakit jantung berikut ini.