Ketahui Seputar Manfaat dan Persiapan Medical Check Up
27 Januari 2023Medical Check Up adalah prosedur untuk mengetahui kondisi kesehatan seluruh tubuh. Simak lebih lanjut manfaat dan persiapan MCU di sini.
Artikel
Ditulis oleh: Mitra Keluarga
Rabu, 25 Mei 2022
Cacar monyet adalah penyakit infeksi akibat Monkeypox virus (MPXV) yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae yang mirip dengan virus penyebab smallpox. Penularan penyakit ini melalui binatang (zoonosis) tetapi gejalanya lebih ringan.
Monkeypox adalah penyakit langka yang pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Maka dari itulah, penyakit ini diberi nama monkeypox atau cacar monyet.
Sementara itu, kasus cacar monyet pertama pada manusia diketahui terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah selama periode upaya intensif untuk menghilangkan cacar.
Sejak saat itu, cacar monyet dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah maupun di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor di Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.
Saat ini penyakit cacar monyet menjadi masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia di tengah Covid-19 dan virus hepatitis akut. WHO mencatat lebih dari 140 kasus suspek dan terdeteksi di sejumlah negara di Eropa, Amerika, dan Oceania pada Mei 2022.
Lalu, seperti apa penularan, gejala, pengobatan dan pencegahannya? Yuk simak penjelasan mengenai cacar monyet pada artikel berikut ini.
Baca juga: Kanker Usus Besar, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Kasus monkeypox di Indonesia memang belum ditemukan. Tetapi, tak ada salahnya untuk tetap waspada untuk menghindari penularan dan penyebarannya.
Penularan virus monkeypox melalui hewan yang sudah terinfeksi, terutama monyet dan hewan pengerat (rodent). Selain itu, cacar monyet sebagian besar juga ditularkan melalui kontak kulit-ke-kulit yang dekat dengan orang-orang yang memiliki lesi akibat virus.
Masa inkubasi virus (waktu dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6-16 hari, atau dapat berkisar dari 5-21 hari.
Adapun cara penularan ini antara lain:
Baru-baru ini juga disebutkan bahwa penyakit cacar monyet disebabkan karena hubungan seksual sesama jenis yang dilakukan pria dengan pria. Tetapi penelitian membantahnya dan menyatakan bahwa monkeypox bukanlah penyakit homoseksual, seperti HIV dan AIDS.
Meski demikian, virus dapat menular selama kontak seksual dengan orang yang sudah terinfeksi dan hubungan intim di tempat tidur yang terkontaminasi virus.
Artinya, siapapun tetap berpotensi terkena penyakit cacar monyet.
Gejala cacar monyet manusia mirip dengan gejala cacar tetapi cenderung lebih ringan. Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah munculnya kelenjar getah bening membengkak (limfadenopati) pada cacar monyet.
Berikut penjelasannya:
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kemenkes RI, gejala awal atau fase prodromal, menandakan Sahabat MIKA tertular virus monkeypox antara lain:
Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok.
Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.
Sebenarnya, monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Pengobatan yang secara spesifik untuk cacar monyet juga belum ada.
Monkeypox dapat didiagnosis secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium rujukan dengan mempertimbangkan penyakit ruam lain, seperti cacar Smallpox, cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat.
Spesimen diagnostik yang optimal berasal dari lesi. Jika sudah terinfeksi, pengobatan bersifat untuk meredakan gejala (simptomatis) dan suportif.
Walaupun belum terdeteksi di Indonesia, tetapi tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan. Apalagi cacar monyet pada anak-anak seringkali terjadi lebih parah karena terkait dengan daya tahan tubuh si Kecil yang tidak sekuat orang dewasa, status kesehatan anak, hingga tingkat keparahan komplikasi penyakit ini.
Umumnya, kelompok yang lebih rentan terhadap monkeypox adalah mereka yang berusia lebih muda. Di Afrika dan negara lainnya, kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Terkait langkah untuk mencegah infeksi virus monkeypox dapat dilakukan melalui cara berikut:
Meskipun cacar monyet hingga Mei 2022 belum ditemukan di Indonesia, tetapi tercatat sejumlah negara, termasuk negara tetangga yaitu Singapura melaporkan kejadian kasus ini. Tercatat negara-negara di luar Afrika yang muncul kejadian monkeypox adalah Amerika Serika, Inggris, Israel, Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Austria.
Apabila Sahabat MIKA mengalami gejala yang mengarah pada cacar monyet, terlebih setelah melakukan perjalanan di wilayah terjangkit monkeypox sebaiknya segera memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
Untuk anak-anak sebaiknya tidak melewatkan vaksin cacar air. Virus cacar air dan cacar monyet sendiri saling terkait sehingga vaksin cacar air dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.
Terlebih, penelitian memperkirakan lebih dari 70% orang di dunia tidak memiliki imunitas terhadap cacar monyet karena belum mendapatkan vaksin cacar air. Jadi, jangan abaikan, ya!
Lakukan konsultasi dengan dokter terkait pencegahan dan penanganan terbaik dengan dokter Mitra Keluarga. Agar memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi tanpa antri terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga,
life.love.laughter
Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Mario Mahendra
—
Sumber rujukan:
Kemenkes Tetap Waspada Walau Belum ada Laporan Kasus Cacar Monyet di Indonesia (2022), from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220524/0139947/kemenkes-tetap-waspada-walau-belum-ada-laporan-kasus-cacar-monyet-di-indonesia/
Frequently Asked Questions (FAQ) Monkeypox (2022), from: https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/frequently-asked-questions-faq-monkeypox
Monkeypox (2022),from: https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/index.html
Monkeypox (2022),from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox
What to Know About Monkeypox Amid U.S. Cases (2022). From: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/news/20220524/what-to-know-monkeypox-us-cases
Gambar cacar monyet, from: https://cdn.who.int/media/images/default-source/health-topics/monkeypox/12763.jpg?sfvrsn=cd044fbd_13
Baca Juga
Ketahui Seputar Manfaat dan Persiapan Medical Check Up
27 Januari 2023Medical Check Up adalah prosedur untuk mengetahui kondisi kesehatan seluruh tubuh. Simak lebih lanjut manfaat dan persiapan MCU di sini.
Kenali Faktor Risiko Hipertensi dan Pencegahannya
16 Januari 2023Sahabat MIKA, yuk kenali apa saja faktor risiko hipertensi yang sebaiknya dihindari agar tidak menjadi silent killer serta upaya pencegahannya!
10 Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner yang Wajib Diwaspadai
13 Januari 2023Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Simak cara mencegah penyakit jantung berikut ini.